Anak yang sehat pasti akan aktif bergerak dan bermain. Orangtua juga tentu senang melihat anaknya yang bergerak lincah. Anak yang sering berlarian dan berteriak juga kerap dianggap normal karena dianggap belum dewasa dan belum bisa mengendalikan diri. Namun, jika anak menjadi terlalu aktif, mungkin orangtua perlu merasa khawatir.
Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, termasuk untuk anak yang terlalu aktif. Terlebih jika keaktifan anak justru membuat ia menjadi tidak bisa diam, sulit dikendalikan, dan membuatnya kehilangan fokus. Ada kemungkinan anak mengalami hiperaktif.
Apa Itu Anak Hiperaktif?
Ibu mungkin pernah mendengar istilah anak hiperaktif. Tapi, sudahkah Ibu memahami apa yang dimaksud dengan anak yang hiperaktif?
Hiperaktif atau hiperaktivitas adalah kondisi yang membuat lebih banyak bergerak dan berulang, sering bertindak impulsif, fokus yang pendek, serta perhatian yang mudah teralihkan. Lalu, apakah anak hiperaktif normal?
Anak-anak aktif bergerak merupakan hal yang biasa dan wajar, tapi apabila sudah termasuk anak hiperaktif, hal itu tidak bisa dikatakan normal. Anak hiperaktif berarti sudah sulit untuk dikendalikan bahkan oleh orang dewasa di sekitarnya, termasuk guru dan juga orangtua.
Penyebab Anak Hiperaktif
Hal lain yang kerap menjadi pertanyaan adalah apa penyebab anak hiperaktif. Anak hiperaktif adalah kondisi tertentu yang muncul karena suatu hal. Beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab seorang anak mengalami hiperaktif di antaranya:
- Kondisi ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder) pada anak;
- Gangguan pada otak anak;
- Gangguan pada sistem saraf anak;
- Gangguan psikologis;
- Kondisi hipertiroidisme atau kelebihan tiroid;
- Efek dari penggunaan obat stimulan.
Sering kali anak hiperaktif disamakan dengan anak yang memiliki kondisi ADHD atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena meskipun ADHD adalah salah satu hal yang dapat menyebabkan kondisi hiperaktif pada anak, anak hiperaktif tidak otomatis memiliki ADHD. Sementara kondisi hiperaktif hanyalah salah satu gejala dari anak yang memiliki ADHD.
Untuk mengetahui apakah anak hiperaktif memiliki ADHD dapat dengan memperhatikan beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apakah anak menjadi kerap mengganggu?
- Apakah anak mengalami kesulitan dalam mengikuti instruksi atau menyelesaikan tugas?
- Apakah anak menjadi sering lupa?
- Apakah anak menjadi lebih tidak sabar?
- Apakah anak menjadi sering berbicara dan memotong pembicaraan orang lain?
Apabila jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah iya dan terjadi dalam waktu lama bahkan di sekolah maupun di rumah, maka perlu diwaspadai bahwa anak memiliki ADHD.
Tanda-tanda Anak Hiperaktif
Anak dengan kondisi hiperaktif biasanya ditunjukkan dengan cara anak melakukan gerakan secara konstan dan berulang, terkadang melakukan gerakan impulsif, juga fokus yang mudah terganggu dan sulit berkonsentrasi, dan dapat bersikap agresif.
Perilaku hiperaktif pada anak seringkali muncul sejak Si Kecil masih berusia dini. Bahkan terkadang sudah terlihat ciri anak hiperaktif usia 4 tahun. Tanda-tanda yang bisa diperhatikan seperti:
1. Sering melakukan gerakan gelisah dan konstan
2. Bergerak atau berlarian kesana kemari
3. Lebih banyak bicara dibandingkan anak seusianya
4. Mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan yang membutuhkan ketenangan, seperti membaca.
Kondisi anak hiperaktif sebenarnya tidak mudah didefinisikan karena perilaku yang tampak berlebihan mungkin tampak normal bagi orang lain. Meski demikian, jika dibandingkan dengan anak lain pada umumnya anak hiperaktif tetap terlihat jauh lebih aktif.
Selain itu, terkadang anak hiperaktif dianggap sama dengan anak superaktif. Padahal, keduanya adalah hal yang berbeda. Anak superaktif hanya lebih aktif karena memiliki lebih banyak energi. Anak superaktif tidak termasuk dalam kondisi mental khusus, juga tidak memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi, yang merupakan salah satu ciri anak hiperaktif.
Beberapa perbedaan anak hiperaktif dan superaktif atau anak aktif di antaranya:
- Kemampuan fokus. Anak aktif dan superaktif dapat fokus pada satu hal, sedangkan anak hiperaktif sulit fokus dan susah berkonsentrasi.
- Cara bicara. Anak aktif dan superaktif lebih mudah diajak berbicara dibandingkan anak hiperaktif yang banyak bicara dan sering memotong pembicaraan.
- Pengendalian emosi. Anak aktif dan superaktif bisa menjaga emosi dan perasaannya, seperti menahan tangis, sedangkan anak hiperaktif lebih sensitif dan mudah frustasi dengan emosi yang muncul.
- Hubungan sosial. Anak aktif dan superaktif tidak kesulitan dalam mengikuti instruksi, sedangkan anak hiperaktif cenderung sulit bekerja sama atau mengikuti instruksi.
- Rasa lelah. Anak aktif dan superaktif akan beristirahat bila merasa lelah, sedangkan anak hiperaktif cenderung memiliki waktu tidur pendek dan dapat mengalami ledakan energi di malam hari.