
10 Penyebab Berat Badan Anak Tidak Bertambah
3 bulan yang lalu
Dibaca 12,05 ribu
5 Menit membaca
Sebagai orang tua, hal yang paling menjadi perhatian utama terkait anak adalah kesehatan dan tumbuh kembangnya. Salah satu di antara sekian banyak faktor pertumbuhan yang terus dipantau adalah berat badan.
Daftar isi
Pentingnya Memantau Berat Badan Anak
Kelebihan atau kekurangan badan meski sedikit saja, kerap kali diabaikan. Padahal, berat badan memainkan peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Faktanya, tidak mencapai berat badan ideal justru bisa jadi sinyal adanya hambatan dalam pertumbuhan anak sehingga harus segera diatasi.
Untuk balita, berat badan menjadi indikator penting dari kesehatan dan pertumbuhannya secara keseluruhan. Berat badan mencerminkan asupan nutrisi, aktivitas fisik, dan metabolisme. Selain itu, bertambahnya berat badan adalah bagian penting dari tumbuh kembang anak, terutama di tahun-tahun awal kelahirannya. Naiknya berat badan secara ideal membantu memastikan laju pertumbuhannya berjalan dengan baik dan berada di jalur yang tepat untuk pencapaian-pencapaian pertumbuhan yang penting.
Mengingat pentingnya berat badan untuk tumbuh kembang anak, maka penting juga bagi orang tua untuk terus memantau berat badan anak. Pemeriksaan rutin dengan dokter anak juga dapat membantu memastikan tumbuh kembang anak sejalan dengan berat badan serta tumbuh kembang secara menyeluruh. Yang bisa dilakukan orang tua di rumah adalah memantau asupan makanan, mengajak anak beraktivitas fisik, dan memantau segala perubahan yang terjadi pada nafsu makan dan energi.
Meski ibu sudah berupaya untuk memastikan berat badan anak mencapai angka ideal, terkadang berat badan anak tidak bertambah atau tidak mencapai angka ideal. Ketika ini terjadi, wajar jika ibu mulai waspada, apalagi jika kondisi ini berulang dalam jangka panjang.
Lalu, kapan sebaiknya ibu mulai khawatir soal anak tidak mencapai berat badan yang cukup? Apakah normal jika berat badan anak melambat di tahapan tumbuh kembang tertentu, atau apakah ibu harus berkonsultasi dengan dokter jika berat badan anak tetap stagnan?
Dengan memahami pertanyaan tersebut dan menangkap sinyal kapan harus waspada, ibu bisa mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan tumbuh kembang anak yang sehat.
Pengertian Berat Badan Anak Menurut WHO
World Health Organization (WHO) telah menyediakan grafik pertumbuhan yang dapat digunakan oleh orang tua dan dokter anak untuk memantau pertumbuhan berat badan anak. Tabel pertumbuhan WHO digunakan di seluruh dunia, termasuk CDC, American Academy of Pediatrics, IDAI, dan juga Kemenkes.
Standar WHO juga menekankan bahwa faktanya banyak bayi kehilangan berat badan di beberapa hari pertama dan naik kembali di pekan-pekan selanjutnya, lalu terus meningkat dalam kecepatan yang stabil.
Berdasarkan standar WHO, hingga usia 3 bulan, berat badan bayi akan meningkat terus, dan saat usia 4 bulan, berat badan bayi idealnya mencapai dua kali lipat berat lahirnya, dan tiga kali lipat ketika menginjak usia 1 tahun.
Namun, penting diingat bahwa pertumbuhan bukanlah proses yang selalu dapat diprediksi, dan bayi dan anak-anak dapat mengalami percepatan laju pertumbuhan di masa-masa tertentu, yang menyebabkan perubahan tiba-tiba baik pada tinggi maupun berat badannya.
Grafik pertumbuhan WHO menggunakan standar deviasi untuk membandingkan pertumbuhan seorang anak dengan anak lainnya tergantung pada usia dan jenis kelamin. Grafik pertumbuhan menyediakan angka berat badan median untuk anak-anak di setiap tahapan usia, dan standar ini digunakan untuk menghitung standar deviasi.
Anak yang kelebihan berat badan misalnya, terjadi ketika berat badannya berada di atas +2 standar deviasi, sementara yang kekurangan berat badan, berarti berat badannya sama dengan atau kurang dari -2 SD angka median grafik pertumbuhan WHO. Jika berat badan anak jatuh di rentang tersebut, maka dokter akan mendiagnosa penyebab dan memantau lebih jauh tumbuh kembangnya.
Tabel Berat Badan Ideal Anak Laki-Laki dan Perempuan
Berat Badan Ideal Anak Laki-laki |
|||||||
Usia (tahun) |
-3 SD |
-2 SD |
-1 SD |
Median |
1 SD |
2 SD |
3 SD |
0 |
2.1 |
2.5 |
2.9 |
3.3 |
3.9 |
4.4 |
5.0 |
1 |
6.9 |
7.7 |
8.6 |
9.6 |
10.8 |
12.0 |
13.3 |
2 |
8.6 |
9.7 |
10.8 |
12.2 |
13.6 |
15.3 |
17.1 |
3 |
10.0 |
11.3 |
12.7 |
14.3 |
16.2 |
18.3 |
20.7 |
4 |
11.2 |
12.7 |
14.4 |
16.3 |
18.6 |
21.2 |
24.2 |
5 |
12.4 |
14.1 |
16.0 |
18.3 |
21.0 |
24.2 |
27.9 |
6 |
14.1 |
15.9 |
18.0 |
20.5 |
23.5 |
27.1 |
31.5 |
7 |
15.7 |
17.7 |
20.0 |
22.9 |
26.4 |
30.7 |
36.1 |
8 |
17.3 |
19.5 |
22.1 |
25.4 |
29.5 |
34.7 |
41.5 |
9 |
18.8 |
21.3 |
24.3 |
28.1 |
33.0 |
39.4 |
48.2 |
10 |
20.4 |
23.2 |
26.7 |
31.2 |
37.0 |
45.0 |
56.4 |
Berat Badan Ideal Anak Perempuan |
|||||||
Usia (tahun) |
-3 SD |
-2 SD |
-1 SD |
Median |
1 SD |
2 SD |
3 SD |
0 |
2.0 |
2.4 |
2.8 |
3.2 |
3.7 |
4.2 |
4.8 |
1 |
6.3 |
7.0 |
7.9 |
8.9 |
10.1 |
11.5 |
13.1 |
2 |
8.1 |
9.0 |
10.2 |
11.5 |
13.0 |
14.8 |
17.0 |
3 |
9.6 |
10.8 |
12.2 |
13.9 |
15.8 |
18.1 |
20.9 |
4 |
10.9 |
12.3 |
14.0 |
16.1 |
18.5 |
21.5 |
25.2 |
5 |
12.1 |
13.7 |
15.8 |
18.2 |
21.2 |
24.9 |
29.5 |
6 |
13.5 |
15.3 |
17.5 |
20.2 |
23.5 |
27.8 |
33.4 |
7 |
14.8 |
16.8 |
19.3 |
22.4 |
26.3 |
31.4 |
38.3 |
8 |
16.3 |
18.6 |
21.4 |
25.0 |
29.7 |
35.8 |
44.1 |
9 |
18.1 |
20.8 |
24.0 |
28.2 |
33.6 |
41.0 |
51.1 |
10 |
20.3 |
23.3 |
27.0 |
31.9 |
38.2 |
46.9 |
59.2 |
10 Penyebab Berat Badan Anak Tidak Bertambah
Tidak bertambahnya berat badan anak bisa terjadi akibat berbagai faktor penyebab, beberapa di antara kemungkinan yang menjadi penyebabnya antara lain:
1. Tidak mendapatkan cukup kalori
Dalam 90% kasus, berat badan anak tidak bertambah karena tidak mendapatkan asupan kalori yang cukup. Kondisi ini bisa terjadi karena anak tidak tertarik untuk makan karena berbagai penyebab atau orang tua kurang memahami kebutuhan kalori yang dibutuhkan anak.
2. Asupan makanan yang terbatas
Pengasuh yang memiliki masalah mentalnya sendiri bisa jadi tidak bisa memberikan asupan makanan yang cukup, atau pengasuh mencampurkan air terlalu banyak ke dalam susu formula, yang memengaruhi kandungan nutrisinya.
3. Masalah mulut atau saraf
Ada kemungkinan anak tidak makan dengan baik jika mereka punya sensitivitas mulut atau masalah saraf, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk menelan dan bisa jadi disebabkan oleh kondisi seperti cerebral palsy.
4. Muntah
Terkadang, anak tidak bisa menyimpan nutrisi dalam tubuhnya karena tidak bisa mencerna makanan atau susu formula dan berujung pada anak memuntahkan asupan yang dikonsumsinya. Hal ini bisa disebabkan oleh asam lambung parah atau masalah saraf yang menyebabkan otot lemah dan alasan lainnya.
5. Masalah pankreas
Anak yang tidak bisa mencerna makanan dengan baik karena kapasitas pankreas yang kecil bisa berdampak pada berat badannya. Kondisi ini dapat tercermin pada kualitas feses yang buruk.
6. Masalah pencernaan
Gangguan yang terjadi pada pencernaan termasuk penyakit Celiac maupun Crohn’s dapat berdampak negatif pada upaya menambah berat badan anak.
7. Masalah metabolisme dan tiroid
Dalam situasi tertentu, anak akan membakar terlalu banyak kalori jika kelenjar tiroid mereka terlalu aktif.