
Cek 10 Cara Mengatasi Muntah pada Anak Berikut Ini!
11 bulan yang lalu
Dibaca 75,54 ribu
Muntah pada anak adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup umum dialami si Kecil. Meskipun lazim, banyak Ibu yang panik ketika mendapati buah hatinya mendadak muntah-muntah. Apalagi selain muntah, kondisi tubuh anak juga panas.
Maka, rasa panik sekaligus pertanyaan semacam panas dan muntah pada anak gejala sakit apa menghantui kepala ibu. Kepanikan ini beralasan. Orangtua biasanya merasa tidak berdaya dan tak sampai hati melihat anak lemas, pucat, rewel, atau tidak ceria lagi setelah muntah.
Tak pelak, muntah pada anak jadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering membuat orangtua membawa membawa buah hatinya ke rumah sakit. Namun, ada baiknya Ibu tidak khawatir berlebihan. Saat anak muntah, hal pertama dan terpenting yang perlu dilakukan orangtua yakni berpikir jernih dan menenangkan si Kecil.
Daftar isi
Agar Ibu tidak ketar-ketir berlebihan saat buah hatinya mengalami masalah kesehatan ini, simak penyebab dan cara mengatasi muntah pada anak berikut!
Penyebab Muntah pada Anak
Para Ibu kerap bertanya-tanya, muntah-muntah pada anak gejala apa? Perlu diketahui, ada banyak penyebab si Kecil muntah-muntah, antara lain:
● Infeksi Saluran Pencernaan
Pemicu muntah pada anak paling sering karena infeksi virus, bakteri, parasit di saluran pencernaan atau gastroenteritis. Penyakit ini biasanya menyebabkan gejala muntah dan mencret pada anak.
● Asam Lambung Naik
Gastroesophageal reflux atau dikenal dengan asam lambung naik juga bisa memicu muntah pada anak, terutama bayi yang belum genap setahun. Cairan di lambung anak rentan naik karena saluran pencernaan si Kecil belum berfungsi optimal.
● Alergi Makanan
Waspadai jika anak sering muntah-muntah, terutama setelah makan atau minum asupan tertentu. Kondisi ini bisa jadi tanda bahwa anak memiliki alergi makanan tertentu.
● Infeksi Selain Pencernaan
Selain infeksi saluran pencernaan, panas dan muntah pada anak juga bisa jadi gejala infeksi saluran kencing, infeksi telinga bagian dalam, pneumonia atau radang paru, Covid-19, dan meningitis atau radang selaput otak. Tak hanya demam dan muntah, infeksi ini biasanya disertai gejala lain.
● Penyakit Usus Buntu
Penyakit usus buntu yang meradang bisa menyebabkan anak muntah-muntah dan sakit perut parah di bagian kanan bawah. Jika Ibu mendapati kondisi ini, segera bawa anak ke rumah sakit karena penyakit ini termasuk darurat medis.
● Keracunan
Salah satu jenis muntah pada anak yang perlu diwaspadai adalah keracunan. Kondisi keracunan pada anak disebabkan banyak hal, seperti pengobatan dan banyak hal lain. Saat keracunan, tubuh anak bisa membuat anak mendadak muntah-muntah. Jika Ibu merasakan muntah anak karena keracunan, ada baiknya segera bawa anak ke rumah sakit atau layanan kesehatan terdekat.
Cara Mengatasi Muntah pada Anak
Muntah pada anak biasanya bukanlah gangguan kesehatan serius yang perlu dikhawatirkan. Si Kecil bisa kembali pulih selang sehari atau dua hari. Selama proses pemulihan ini, ada beberapa cara mengatasi muntah pada anak yang bisa dilakukan para orangtua, seperti:
1. Tenangkan Pikiran dan Buah Hati
Alih-alih panik atau ketularan mual, Ibu perlu berpikir jernih saat mendapati buah hatinya muntah. Setelah cukup tenang dan bisa menguasai diri, segera tenangkan si Kecil.
2. Pastikan Anak Tidak Kekurangan Cairan
Sembari menenangkan anak, coba Ibu pantau jumlah muntah si Kecil. Amati jumlahnya dan bandingkan dengan asupan cairan yang masuk ke tubuh. Perhatikan warna urin anak, apakah kuning tua atau oranye, serta keringat yang keluar sedikit. Jika iya, kemungkinan anak kekurangan cairan.
3. Upayakan Asupan Cairan Tercukupi
Saat anak muntah, pastikan kebutuhan cairan si Kecil tercukupi. Berikan cairan berupa susu, oralit, kuah kaldu, atau jus. Pemberian cairan ini sebaiknya tidak berlebihan, tapi secara bertahap. Hindari memberikan asupan berkafein seperti teh. Minimalkan juga asupan manis karena terkadang bikin anak tambah mual.
4. Jangan Paksa Anak Minum atau Makan
Meski cairan penting, jangan paksa anak minum dan makan saat muntah. Perut anak perlu istirahat sejenak. Berikan cairan selang 30 menit setelah muntah. Mulai dari beberapa sendok setiap 15 menit sekali. Ibu bisa menambah jumlah cairan setelah anak tidak muntah selama 3-4 jam.
5. Berikan Makanan Setelah Tidak Muntah
Setelah 8 jam anak tidak muntah-muntah lagi, Ibu bisa coba tawarkan makanan untuk anak. Pilih jenis makanan yang tidak bikin enek, seperti nasi, roti panggang, pisang, kentang, biskuit, atau sereal. Jika selang sehari anak sama sekali tidak muntah, baru kembalikan pola makannya seperti biasanya.
6. Hindari Sembarangan Memberikan Obat
Perlu Ibu ingat bahwa jangan sembarangan memberikan obat saat anak muntah. Hanya berikan obat yang diresepkan atau dianjurkan dokter yang biasanya menangani anak.
7. Antisipasi Muntah Susulan
Untuk jaga-jaga, Ibu juga bisa menyiapkan ember kecil di dekat anak yang muntah-muntah. Singkirkan dulu karpet, mainan, atau benda yang sekiranya bisa terkena muntahan anak. Bila perlu, lapisi seprai dengan perlak yang gampang dibersihkan.