Tidak sedikit orang tua akan berpikir bakat apa yang dimiliki sang anak saat mereka lahir. Banyak yang ingin mengetahui bakat anaknya sejak usia sangat dini, sehingga orang tua bisa mengarahkan dan mengembangkan bakat sang anak.
Pada sejumlah kasus, bakat anak bisa terlihat di usia dini. Sedangkan, ada juga fenomena bakat anak baru muncul ketika ia masuk SD. Ada juga fenomena bakat anak terlihat umur belasan atau ketika ia baru masuk SMP.
Karena tidak ada pola pasti kapan bakat anak terlihat, maka Ibu perlu memperhatikan dengan detail kemampuan si Kecil. Salah satu cara mengetahui bakat anak, diawali dari memperhatikan ananda sejak pertama kali ia mulai bermain.
Daftar isi
Berikut akan dijabarkan bagaimana cara mengetahui bakat anak sekaligus cara mengembangkan bakat tersebut. Kabar baiknya, anak-anak mulai mengembangkan bakat sejak dini dan tidak ada 2 anak yang persis sama. Sehingga, Ibu bisa lebih mudah mengidentifikasi dan dan merespon bakat anak dengan lebih terukur.
Pentingnya Mengetahui Bakat Anak
Mengapa orang tua harus mengetahui bakat anak? Ibu, membantu si Kecil mengidentifikasi bakat mereka membawa keuntungan besar bagi perkembangan mereka di masa yang akan datang. Beberapa di antaranya adalah
● Identitas dan Rasa Memiliki
Anak yang menyadari kelebihan dirinya, identitas dan kepribadian dirinya berkembang. Hal itu membantunya mengenal diri sendiri dan mengetahui siapa dia.
● Motivasi
Bagi anak, bakat mereka adalah tempat paling alami untuk mengembangkan kedewasaan dan disiplin dengan kesadaran mereka sendiri, bukan dengan paksaan.
● Harga Diri dan Pengakuan Diri
Mengetahui apa kemampuan anak bermanfaat untuk membangun harga diri yang positif. Pengakuan dari luar terhadap kemampuan diri sendiri juga mendorong anak mencintai dirinya sendiri dengan sehat.
● Memiliki Tujuan di Masa Depan
Anak yang tumbuh dengan mengetahui apa yang ia senangi dan kuasai membuatnya memiliki preferensi yang jelas soal karier apa yang harus ia kejar di masa mendatang.
10 Cara Mengetahui Bakat Anak
Untuk mengetahui apa saja bakat anak, Ibu bisa melakukan beberapa cara berikut ini:
1. Perhatikan Saat Anak Bermain
Ibu bisa mencari apa yang disukai ananda, misalnya apakah ananda lebih menyukai kegiatan kelompok atau bermain sendiri, apakah dia lebih suka duduk diam atau berlarian. Ibu juga mengamati apa yang dipilih lebih dulu oleh anak, misal menulis atau menggambar, aktivitas fisik, bermain elektronik, atau jenis lainnya.
2. Biarkan Anak Membuat Pilihan
Biarkan anak membuat pilihan apa yang akan mereka pakai, mainan apa yang mereka pilih, dan sebagainya. Anak yang diberi kebebasan memilih akan lebih percaya diri dan mandiri.
3. Biarkan Anak Mengeksplorasi Bakat Mereka dengan Memahami Minatnya
Ibu mungkin tidak memahami minat anak, tapi jangan melarang mereka melakukan yang anak suka. Anak yang suka bermain video games mungkin saja tertarik pada grafik, animasi, pemecahan masalah, atau bercerita.
4. Berikan “Tambahan” atau Pengayaan akan Minat Anak
Jika anak tampak menyukai jenis olahraga tertentu, ajak ia menyaksikan pertandingannya. Atau, kalau anak suka memainkan jazz, ajak si Kecil menonton konser.
5. Jangan Paksa Anak Melakukan Hal yang Tidak Mereka Suka
Anak seharusnya melakukan bakat dan hobi dengan gembira dan menanti-nantikan saat dia melakukannya. Meskipun anak terlihat mahir dalam melakukan sesuatu, mereka tidak perlu dipaksa jika mereka tidak menyukainya.
6. Berkomunikasi dengan Positif
Berkomunikasi dengan positif berarti bertanya, memuji anak, dan menunjukkan minat dengan apa yang dilakukan anak.
7. Pastikan Anak Memiliki Waktu Bersosialisasi
Saat mengeksplorasi bakatnya, anak perlu berdiskusi dengan teman sebaya apa yang mereka sukai dan apa yang sedang mereka pelajari.
8. Kompetisi Bisa Dipertimbangkan
Jika anak nyaman dengan kompetisi, Ibu bisa coba mengikutkannya dalam lomba, misalnya. Anak bisa belajar mana yang masih harus dia perbaiki.
9. Ajarkan Kerja Keras
Ibu tidak pernah tahu bakat anak jika Ibu tidak mengajarkannya kerja keras. Anak perlu berlatih dan terus memperbaiki diri, bahkan jika mereka berbakat.
10. Selalu Biarkan Anak Membuat Keputusan Akhir
Ibu bisa terlibat jika keputusan yang diambil dirasa akan membahayakan. Jika tidak, biarkan keputusan soal aktivitas mereka diputuskan sendiri oleh anak.