Rutin Cek Pertumbuhan Anak, Bantu Cegah Faltering Growth

Rutin Cek Pertumbuhan Anak, Bantu Cegah Faltering Growth

2 tahun yang lalu
Dibaca 10,8 ribu

Pertumbuhan yang melambat atau faltering growth dapat digambarkan dengan lambatnya kenaikan berat badan pada anak. Tahapan perkembangan anak menurut umur umumnya berjalan lebih lambat jika anak mengalami faltering growth, jadi pertumbuhan yang berjalan tidak sesuai dengan usianya. Biasanya hal ini terjadi pada bayi dan anak-anak usia pra-sekolah.

Apa Itu Growth Faltering dan Apa Saja Penyebabnya?

Faltering growth (weight faltering) atau gagal tumbuh adalah kondisi di mana anak mengalami kenaikan berat badan yang lebih lambat dari anak seusianya.

Menurut Unicef Indonesia, kondisi ini dapat menghambat perkembangan fungsi kognitif si Kecil dan selanjutnya berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk.

Selain itu, faltering growth juga berdampak pada perkembangan anak untuk jangka pendek dan jangka panjang seperti terlambat berkembang, disfungsi gastrointestinal, peningkatan risiko infeksi, dan emosional.

Penyebab faltering growth bisa berbagai macam, mulai dari pola pemberian ASI, pemberian makanan tambahan terlalu dini, atau pemberian makanan tambahan yang sangat rendah protein.

Menurunkan pemberian ASI akan berdampak pada berkurangnya asupan gizi si Kecil dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Selain itu, buruknya sanitasi lingkungan keluarga dan perawatan kesehatan anak yang kurang baik juga dapat memengaruhi faltering growth.

Di sisi lain, kondisi kesehatan juga dapat memengaruhi faltering growth, seperti kelainan kromosom, cacat pada system organ utama, kerusakan pada otak, anemia, gangguan metabolism, dan paparan infeksi, parasit, atau racun.

Faltering Growth seringkali disebabkan karena kurangnya asupan nutrisi atau asupan nutrisi yang diberikan kurang memadai. Selain pertumbuhan berat badan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, gejala yang dialami dari faltering growth adalah turunnya berat badan yang cukup ekstrim. Susah makan pada anak juga menyebabkan tahapan perkembangan anak menurut umur tidak berlangsung secara optimal. Ancaman jika terjadinya faltering growth seperti wasted, stunted, dan underweight berjangka panjang hingga menjadi penyakit degeneratif ketika dewasa.

Ciri Anak Gagal Tumbuh

Ciri-ciri bayi gagal tumbuh antara lain memiliki tinggi, berat, dan lingkar kepala yang tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan standar.

Berat badan orang tersebut turun lebih rendah dari persentil ketiga atau 20 persen di bawah berat ideal untuk tinggi badan mereka.

Maka dari itu, Ibu perlu mengetahui tahapan perkembangan anak menurut umur. Tahapan perkembangan anak menurut umur dapat dilihat dari berat dan tinggi badannya. Berat dan tinggi badan yang ideal menurut usianya dapat terjadi karena asupan nutrisi yang didapatkan cukup setiap harinya. Simak tabel di bawah ini untuk mengetahui tahapan perkembangan berat dan tinggi anak menurut Angka Kecukupan Gizi Kementerian Kesehatan RI.

Kelompok Usia

Berat Badan (kilogram)

Tinggi Badan (centimeter)

0 - 5 bulan

6

60

6 - 11 bulan

9

72

1 - 3 tahun

13

92

4 - 6 tahun

19

113

7 - 9 tahun

27

130

Cara Mendeteksi Dini Growth Faltering

Berat badan dan tinggi badan merupakan indikator terbaik untuk memantau status gizi si Kecil. Nah, deteksi dini growth faltering adalah dengan pengukuran tinggi badan dari waktu ke waktu (pertumbuhan linear).

Pertumbuhan linear dapat terpengaruh karena malnutrisi dan bisa menunjukkan periode gizi buruk berkepanjangan. Jadi untuk mendeteksi dini gagal tumbuh, Ibu sebaiknya melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara rutin.

Jika Ibu menemukan angka tinggi atau berat badan si Kecil tidak sesuai dengan yang seharusnya, Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter atau meminta untuk melakukan asesmen pada anak, sehingga dapat dilakukannya penanganan lebih lanjut.

Langkah Menangani Faltering Growth

Setelah berkonsultasi dengan dokter, Ibu dan dokter bisa berdiskusi untuk menyusun strategi dalam memberi makan dan mempersiapkan makan anak berdasarkan pada hasil asesmennya. Hal-hal yang dapat dilakukan dapat disimak di bawah ini.

1. Menetapkan Waktu Makan

Anak diberikan jam untuk mereka memakan makanannya, namun tetap santai dan menyenangkan. Saat anak sudah makan tepat waktu, durasi anak menghabiskan makanannya juga dapat ditetapkan oleh Ibu, tapi waktu durasi yang diberikan harus pas, tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar. Tetap menyesuaikan si Kecil.

2. Memberikan Penguatan Pada Anak

Penguatan yang diberikan adalah penguatan untuk mereka agar mampu menyuap dan menghabiskan makanannya secara mandiri. Namun, Ibu juga harus menerima cara makan anak yang dilakukannya, meskipun berantakan atau mengotori pakaiannya.