Gigantisme: Penyakit Tinggi Badan yang Perlu Diwaspadai

Gigantisme: Penyakit Tinggi Badan yang Perlu Diwaspadai

1 tahun yang lalu
Dibaca 9,46 ribu

Setiap orang tua pasti ingin anak mereka tumbuh dengan baik dan sehat, memiliki berat badan dan tinggi badan ideal sesuai umur. Bahkan demi mewujudkannya orang tua tak akan ragu memberikan yang terbaik bagi si kecil.

Bicara tentang pertumbuhan badan, ternyata ada lho, suatu kondisi kesehatan yang membuat anak bertumbuh lebih tinggi dari yang seharusnya. Kondisi yang disebut gigantisme ini membuat postur tubuh anak menjadi sangat tinggi melebihi anak-anak seusianya.

Apa itu gigantisme? Apa penyebab dan gejala yang harus diwaspadai? Berikut penjelasan lengkap mengenai gigantisme yang wajib dipahami!

Pengertian Gigantisme

Pertanyaan yang pertama kali muncul di kepala saat mendengar istilah gigantisme mungkin adalah apa penyakit gigantisme itu? Secara singkat, gigantisme dapat diartikan sebagai penyakit tinggi badan.

Gigantisme adalah suatu kondisi kesehatan yang sangat langka, terjadi saat anak atau remaja memiliki tingkat hormon pertumbuhan yang tinggi dalam tubuh.

Hormon pertumbuhan dihasilkan oleh kelenjar pituitari, namun karena suatu sebab hormon yang dihasilkan berlebih dan menjadi sangat tinggi hingga anak mengalami gigantisme.

Kelenjar pituitari adalah kelenjar endokrin seukuran kacang yang terletak di dasar otak, tepatnya di bawah hipotalamus. Kelenjar ini melepaskan 8 hormon penting, termasuk hormon pertumbuhan.

Pada gigantisme, jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan mempercepat pertumbuhan otot, tulang, dan jaringan ikat. Hal ini menyebabkan peningkatan tinggi tubuh yang tidak normal serta mengubah jaringan lunak.

Ketika tidak diobati atau tidak terkontrol, gigantisme dapat menyebabkan seseorang tumbuh hingga lebih dari 2 meter. Karenanya, diagnosis dan pengobatan dini sangat penting dalam kasus gigantisme.

Penyebab Gigantisme

Kenapa ada anak-anak yang bertumbuh sangat tinggi? Telah disebutkan sebelumnya bahwa kondisi gigantisme disebabkan oleh hormon pertumbuhan yang berlebih.

Pelepasan hormon pertumbuhan melebihi normal ini paling umum disebabkan tumor pada kelenjar pituitari. Selain itu, kemungkinan gigantisme juga disebabkan beberapa penyakit genetik, yakni:

        Sindrom McCune-Albright, yang menyebabkan pertumbuhan abnormal pada jaringan tulang, menimbulkan bercak coklat muda pada kulit dan kelainan kelenjar.

        Carney Complex, yakni kondisi bawaan yang menyebabkan tumor pada jaringan ikat, tumor endokrin kanker atau non-kanker, dan bintik gelap pada kulit.

        Multiple Endocrine Neoplasia Type 1 (MEN1), yaitu kelainan bawaan yang menyebabkan tumor pada kelenjar pituitari, pankreas, atau kelenjar paratiroid.

        Neurofibromatosis, yakni kelainan bawaan yang menyebabkan tumor pada sistem saraf.

Tanda dan Gejala Gigantisme

Dengan jumlah hormon pertumbuhan yang berlebih dapat memunculkan tanda dan gejala gigantisme.

Tanda utama tentu dari pertumbuhan badan yang berlebih. Selain itu mungkin muncul tanda-tanda fisik seperti, dahi dan rahang yang menonjol, celah di antara gigi, penebalan fitur wajah, tangan dan kaki besar serta jari-jari menebal.

Gejala lain yang mungkin timbul di antaranya pada anak perempuan haid menjadi tidak lancar, keringat berlebih walaupun sedikit aktivitas, pubertas yang tertunda, penglihatan ganda, ketulian, serta sakit kepala.

Selain itu juga mungkin terjadi pembesaran organ dalam, terutama jantung, nyeri persendian, sleep apnea, juga kelemahan pada otot.

Apabila melihat tanda-tanda tersebut pada anak, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.

Baca Juga: Susu Penambah Berat Badan Anak 2 Tahun dan Rekomendasinya!

Bahaya Gigantisme dan Penanganannya

Meski jarang terjadi, gigantisme dapat diobati. Namun jika dibiarkan tanpa penanganan gigantisme dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung, tinggi badan yang tidak biasa, pubertas yang tertunda, dan penglihatan ganda.

Berbagai komplikasi tersebut membuat penderita gigantisme berpeluang lebih besar mengalami kematian dini. Bayangkan saja, karena organ jantung membesar peluang terserang penyakit jantung juga meningkat, ditambah lagi hipertensi dan diabetes. Risiko kematian pasti meningkat.

Walaupun peluang keberhasilannya berbeda-beda tergantung kondisi yang dialami, tapi gigantisme dapat disembuhkan melalui beberapa pengobatan. Beberapa jenis pengobatan tersebut yakni operasi pengangkatan tumor hipofisis, terapi hormon, dan terapi radiasi.

Jika ditangani dengan baik, anak dengan gigantisme dapat pulih dan hidup normal. Walaupun, masih akan ada beberapa gejala yang mungkin terlihat sehingga memerlukan kontrol rutin ke dokter.

Tinggi Badan Ideal Sesuai Umur

Segala sesuatu yang berlebihan itu tentu tidak baik, termasuk jika tubuh anak bertumbuh secara berlebih hingga menjadi sangat tinggi. Lantas berapa tinggi badan ideal yang seharusnya dimiliki seorang anak?

Menurut Kemenkes dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi (AKG) untuk masyarakat Indonesia, disebutkan tinggi badan ideal berdasarkan usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

        Usia 1-3 tahun tinggi badan 92 cm

        Usia 4-6 tahun tinggi badan 113 cm

        Usia 7-9 tahun tinggi badan 130 cm

        Usia 10-12 tahun tinggi badan laki-laki 145 cm dan perempuan 147 cm

        Usia 13-15 tahun tinggi badan laki-laki 163 cm dan perempuan 156 cm

         Usia 16-18 tahun tinggi badan laki-laki 168 cm dan perempuan 159 cm

        Usia 19-29 tahun tinggi badan laki-laki 168 cm dan perempuan 159 cm

        Usia 30-49 tahun tinggi badan laki-laki 166 cm dan perempuan 158 cm

        Usia 50-64 tahun tinggi badan laki-laki 166 cm dan perempuan 158 cm

        Usia 65-79 tahun tinggi badan laki-laki 164 cm dan perempuan 157 cm

        Usia 80+ tahun tinggi badan laki-laki 164 cm dan perempuan 157 cm

Meski ada acuan tinggi badan ideal sesuai umur pada kenyataannya ada sejumlah faktor yang turut mempengaruhi tinggi badan seseorang. Faktor pengaruh tersebut yakni genetik, nutrisi, dan aktivitas.

Ilmuwan memperkirakan sekitar 80 persen tinggi seseorang dipengaruhi DNA yang mereka warisi. Seorang anak yang memiliki orang tua bertubuh pendek kemungkinan juga akan bertubuh pendek.

Namun, anak dari pasangan berpostur tinggi belum tentu tumbuh tinggi apabila asupan nutrisinya tidak terpenuhi. Aktivitas olahraga, seperti renang, pun dapat membantu pelepasan hormon pertumbuhan pada anak.

Baca Juga: Ini Info Lengkap Cara dan Panduan Tinggi Badan Ideal Sesuai Umur!

Pentingnya Asupan Nutrisi untuk Pertumbuhan Tinggi Badan Anak

Kini, Ibu telah mengetahui bahwa nutrisi turut berperan dalam membentuk tinggi optimal seorang anak. Dengan begitu, Ibu dapat mulai memberikan asupan nutrisi tambahan kepada si kecil, salah satunya dengan susu.

PediaSure sebagai asupan nutrisi tambahan dilengkapi tiga sumber bahan protein, 14 vitamin dan 9 mineral, campuran minyak nabati, kalsium dan fosfor. Juga mengandung Arginine dan Vitamin K2 yang mendukung pertumbuhan tulang si kecil.

PediaSure dilengkapi Omega 3 & 6, DHA dan AA yang sangat penting untuk mengembangkan kecerdasan otak anak. Serta kandungan prebiotik FOS & probiotik L.acidophilus baik untuk kesehatan pencernaan si Kecil.

Untuk penyajiannya, cukup siapkan segelas air hangat/dingin 190ml. Tambahkan 4 sendok takar PediaSure dan aduk secara merata. Segelas PediaSure pun siap diminum. Berikan kepada si kecil dua kali sehari untuk mendapatkan manfaat nutrisi terbaik dari PediaSure.

Setelah mengetahui penyebab dan gejala gigantisme Ibu bisa lebih waspada dan memperhatikan pertumbuhan Si Kecil untuk mencapai tinggi badan ideal sesuai umur. Jangan lupa asupan nutrisi tambahan untuk tumbuh kembang si kecil ya!

 

SUMBER:

What is Gigantism? - Healthline. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.healthline.com/health/gigantism 

Gigantism - Cleveland Clinic. Retrieved on June 24, 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22954-gigantism 

Gigantism - MedlinePlus. Retrieved on June 24, 2022 from https://medlineplus.gov/ency/article/001174.htm 

Gigantism - Barrow Neurological Institue. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.barrowneuro.org/centers-programs/pituitary-and-neuroendocrine-disease/what-we-treat/gigantism/ 

Gigantism - Cleveland Clinic. Retrieved on June 24, 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22954-gigantism 

Gigantism - Healthgrades. Retrieved on June 24, 2022 from

https://www.healthgrades.com/right-care/endocrinology-and-metabolism/gigantism 

What causes gigantism? - Scientific American. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.scientificamerican.com/article/what-causes-gigantism-sandy-allen/ 

Gigantism - UCLA Health. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.uclahealth.org/medical-services/neurosurgery/pituitary-skull-base-tumor/conditions/pituitary-adenomas/gigantism 

Gigantism - healthdirect. Retrieved on June 24, 2022 from  https://www.healthdirect.gov.au/gigantism 

Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 - Kementerian Kesehatan. Retrieved on June 24, 2022 from https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138621/permenkes-no-28-tahun-2019