
Konstipasi pada Anak? Penyebab dan Cara Menyembuhkannya!
9 bulan yang lalu
Dibaca 2,52 ribu
5 Menit membaca
Anak-anak dalam masa pertumbuhan sangat rentan mengalami penyakit gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan Si Kecil yang masih belum terbentuk sempurna.
Ada berbagai masalah pencernaan yang mungkin dialami anak-anak dan salah satu gangguan sistem pencernaan yang sering menyerang Si Kecil adalah konstipasi atau yang juga biasa disebut dengan sembelit. Konstipasi anak mungkin terdengar wajar dan biasa terjadi, tapi jika kondisi ini dibiarkan begitu saja tanpa penanganan tentu akan berpengaruh pada tumbuh kembang Si Kecil.
Untuk itu, Ibu perlu mencari tahu apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi anak yang sembelit. Namun sebelum itu, yuk pahami dulu apa itu konstipasi pada anak!
Pengertian Konstipasi pada Anak
Konstipasi berasal dari bahasa Latin, yaitu constipare yang memiliki arti bergerombol. Sedangkan dalam bidang kesehatan, pengertian konstipasi yakni ketidakmampuan tubuh dalam melakukan evakuasi feses atau kotoran secara sempurna. Hal itu dapat dilihat dari berkurangnya frekuensi buang air besar (BAB) dibandingkan saat normal.
Berkurangnya frekuensi BAB dapat disebabkan oleh bentuk feses yang lebih keras dan lebih besar sehingga menimbulkan rasa sakit saat hendak dikeluarkan. Kondisi tersebut membuat kotoran menumpuk di perut hingga terasa massa feses saat diraba (skibala).
Dari pengertian tersebut, maka konstipasi pada anak bisa diartikan sebagai kondisi kesulitan mengeluarkan kotoran atau BAB yang terjadi pada anak-anak. Hal ini menyebabkan frekuensi BAB Si Kecil menjadi berkurang.
Sedangkan menurut North American Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition (NASPHGAN); organisasi gastroenterologi dan nutrisi anak Amerika Utara, konstipasi diartikan sebagai kondisi kesulitan atau keterlambatan melakukan proses BAB selama dua minggu atau lebih.
Berdasarkan data IDAI yang merujuk pada definisi NASPGHAN tersebut, maka kasus kejadian konstipasi anak dapat mencapai lebih dari 30%. Konstipasi juga menjadi penyebab 3% kunjungan pasien ke dokter anak umum dan 15-25% kunjungan ke konsultan gastroenterologi anak.
Penyebab dan Faktor Risiko Konstipasi Anak
Berbeda dengan orang dewasa yang bisa mengungkapkan keluhan saat mengalami sembelit, anak-anak sering kali hanya bisa menahan tanpa memberi tahu orang tua. Karenanya, Ibu perlu mengetahui tanda-tanda konstipasi pada anak. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Anak mengeluhkan sakit di bagian perut
- Frekuensi BAB sangat jarang atau kurang dari 3 kali dalam seminggu
- Ketika anak BAB feses sulit keluar, keras, dan kering
- Anak mengeluh kesakitan saat BAB
- Terdapat noda feses di celana dalam anak
- Kemungkinan ada darah pada feses
Setelah mengetahui tanda-tanda sembelit pada anak, selanjutnya adalah mencari tahu penyebab konstipasi. Ada banyak faktor penyebab konstipasi anak, termasuk di antaranya:
- Anak sengaja menahan BAB. Hal ini bisa disebabkan berbagai alasan, seperti takut ke toilet, merasa sakit saat BAB, atau karena sedang bermain tidak ingin meninggalkan permainan.
- Belum terbiasa menggunakan toilet atau toilet training. Anak mungkin akan malas BAB saat sedang belajar menggunakan toilet sehingga lebih memilih menahannya.
- Perubahan pola makan. Salah satu sebab umum sembelit pada anak maupun orang dewasa adalah karena kurangnya asupan serat. Bayi yang sedang beralih dari makanan cair ke padat juga dapat mengalami konstipasi.
- Perubahan rutinitas anak. Hal-hal yang mengubah rutinitas anak seperti saat sedang dalam perjalanan jauh atau awal masuk sekolah, dapat memicu konstipasi pada anak.
- Pengaruh konsumsi obat. Beberapa jenis obat tertentu, seperti antidepresan, dapat memicu terjadinya konstipasi.
- Alergi susu. Kondisi alergi terhadap susu dan produk olahan susu, atau terlalu banyak mengonsumsi susu, terkadang dapat menyebabkan sembelit pada anak.
- Kondisi medis tertentu. Dalam kasus yang jarang, sembelit pada anak menunjukkan adanya perubahan anatomi, masalah metabolisme atau masalah sistem pencernaan.
Meski konstipasi umum terjadi pada anak, ada beberapa faktor yang mempengaruhi risiko Si Kecil mengalami sembelit, yaitu:
1. Anak kurang aktif bergerak,
2. Kekurangan asupan serat dan cairan
3. Efek konsumsi obat-obatan tertentu
4. Kondisi medis yang mempengaruhi usus dan anus
5. Adanya gangguan pada saraf.
Setelah memahami tanda-tanda, penyebab, juga faktor risiko yang mempengaruhi konstipasi pada anak, Ibu dapat segera mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya.