5 Perbedaan Perkembangan Fisik Anak Laki-laki dan Perempuan

5 Perbedaan Perkembangan Fisik Anak Laki-laki dan Perempuan

1 tahun yang lalu
Dibaca 68,77 ribu

Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak terdiri dari serangkaian perubahan yang sangat kompleks.

Anak akan tumbuh dan berkembang secara pesat pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Waktu tersebut dimulai dari saat pembuahan di dalam rahim ibu sampai anak berusia 2 tahun.

Pertumbuhan anak mengacu pada bertambahnya ukuran fisik, yang berarti anak akan mengalami pertambahan tinggi dan berat.

Dalam mencapai pertumbuhan fisik anak yang optimal, orang tua memiliki peranan penting untuk memantau perkembangan fisik anak agar tetap sesuai dengan usianya.

Perlu diketahui, anak laki-laki dan perempuan akan mengalami perbedaan dalam pertumbuhan fisiknya. Perbedaan ini akan sangat terlihat saat anak-anak memasuki masa remaja. Untuk lebih jelasnya, simak informasi berikut ini!

Memahami Perkembangan Fisik Anda

Pertumbuhan fisik adalah perubahan struktur tubuh yang menjadi gejala primer saat pertumbuhan masa remaja.

Perbedaan fisik antara anak laki-laki dan perempuan akan terlihat ketika anak telah memasuki masa pubertas. Dalam masa pubertas ini, sejumlah ciri perkembangan fisik anak akan tampak dengan jelas.

Pubertas terbagi dalam sebuah rangkaian urutan tahapan yang gamblang. Rangkaian pubertas tersebut akan mempengaruhi organ reproduksi, otot, tulang, dan hampir semua sistem tubuh yang lain. Perubahan fisik pada masa pubertas cenderung lebih bertahap dan mantap.

Perubahan fisik pada remaja terjadi karena perkembangan fisiknya termasuk organ-organ reproduksi menuju kematangan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari tanda-tanda jenis kelamin primer dan sekunder, di antaranya sebagai berikut:

  • Jenis kelamin primer berhubungan langsung dengan organ seksual baik laki-laki maupun perempuan.
  • Jenis kelamin sekunder berhubungan dengan perubahan fisik yang menjadi lebih matang dibandingkan sebelumnya.

Perbedaan Pertumbuhan Fisik Anak Laki-Laki Dan Perempuan

Pubertas merupakan fase peralihan yang menjembatani masa anak ke masa dewasa. Fase transisi ini ditandai dengan berbagai macam perubahan, baik dari segi fisik, biologis, maupun psikis.

Pubertas Pada Anak Perempuan

Pubertas pada perempuan terjadi lebih awal dibandingkan laki-laki. Biasanya, anak perempuan akan memasuki fase pubertas ketika menginjak usia 8-13 tahun.

Pubertas pada anak perempuan dimulai dengan munculnya pertumbuhan payudara atau disebut breast budding. Penonjolan puting disertai pembesaran daerah areola yang berlangsung sekitar umur 8-12 tahun.

Pada tahapan ini, payudara akan tumbuh menyerupai gunung kecil yang terkadang terasa sakit jika bersentuhan dengan baju maupun saat tak sengaja tersentuh.

Rasa nyeri tersebut pun dapat timbul secara spontan. Jika anak perempuan mengalami pertumbuhan payudara kurang dari usia 8 tahun, maka mungkin anak akan mengalami pubertas prekoks, sedangkan jika sampai usia 13 tahun belum mengalaminya maka disebut pubertas terlambat.

Perlu digarisbawahi, pubertas pada anak harus terjadi dalam tahapan yang timbul berurutan. Setelah mengalami pertumbuhan payudara diikuti tumbuhnya rambut pubis atau kemaluan, pubertas anak perempuan diakhiri dengan menstruasi.

Pada umumnya, menstruasi akan dialami anak perempuan setelah ia mengalami pertumbuhan payudara. Menstruasi pertama atau menarche yang terjadi pada remaja perempuan ini sangat bervariasi antar individu, dengan rata-rata terjadi pada usia 10,5-15,5 tahun.

Anak perempuan yang memasuki fase pubertas juga akan mengalami pelebaran pinggul. Adapun rahim dan vagina berkembang bersamaan dengan payudara, dengan labia dan klistoris juga ikut membesar.

Selain terjadi tanda-tanda seks sekunder, anak juga akan mengalami pacu tumbuh. Pada fase pubertas, terjadi percepatan pertumbuhan dan tinggi badan anak bertambah lebih cepat.

Pada fase ini, pertambahan tinggi badan maksimal anak perempuan mencapai 9 cm per tahun, dengan total pertambahan tinggi badan selama pubertas sekitar 20-25 cm.

Pada anak perempuan, pacu tumbuh dimulai bersamaan dengan mulainya pertumbuhan payudara. Adapun menstruasi menunjukkan pertambahan tinggi badan anak telah mendekati akhir.

Pubertas Pada Anak Laki-Laki

Anak laki-laki mulai mengalami pubertas saat berusia 9-14 tahun. Perkembangan fisik pada anak laki-laki adalah fase perubahan tubuh yang ditandai dengan mulai berubahnya volume testis, tumbuh kumis, rambut kemaluan, tumbuhnya jakun, maupun mimpi basah.

Salah satu contoh perkembangan fisik anak usia dini adalah volume testis  yang mencapai 4 ml, maka anak laki-laki dikatakan mulai mengalami pubertas.

Sama dengan anak perempuan, tahapan pubertas anak laki-laki harus berjalan secara runut. Setelah volume testis bertambah, tahapan pubertas disusul dengan pertumbuhan rambut pubis, yang dilanjutkan dengan pacu tumbuh.

Adapun timbulnya jerawat, adanya jakun dan kumis, menandakan pubertas telah mencapai tahapan lanjut.

Sementara itu, mimpi basah menunjukkan mulai aktifnya proses spermatogenesis, seperti halnya menstruasi pada anak perempuan. Mimpi basah menjadi tanda tahap akhir dari fase pubertas, bukan tanda awal.

Jika pada usia 14 tahun anak laki-laki belum mengalami pertambahan volume testis, maka disebut mengalami keterlambatan pubertas, sedangkan jika sebelum 9 tahun telah terdapat tanda-tanda seks sekunder maka disebut pubertas prekoks.

Saat fase pubertas, anak laki-laki akan mengalami pacu tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan pertambahan tinggi badan maksimal 10 cm per tahun. Total pertambahan tinggi badan anak laki-laki selama pubertas sebesar 25-30 cm.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Anak Laki-laki dan Perempuan

Pertumbuhan remaja laki-laki berbeda dengan remaja perempuan. Anak perempuan mengalami pacu tumbuh dua tahun lebih awal dibandingkan laki-laki.

Fungsi reproduksi di tubuh anak perempuan tumbuh lebih pesat daripada di tubuh anak laki-laki. Walakin, setelah lewat momen pubertas, maka pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

Proses pertumbuhan anak bersifat individual, yang mempunyai kecepatan berbeda-beda. Sebagai contoh kasus, percepatan tinggi badan terjadi relatif lebih lambat pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Faktor utama yang mempengaruhi tinggi badan seseorang terletak di susunan genetiknya atau DNA. Tapi, banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi tinggi badan selama perkembangan, termasuk hormon, genetik, kondisi medis, dan kecukupan nutrisi.

Genetik

Genetik menjadi salah satu bawaan anak, yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Faktor genetik atau keturunan ini memiliki pengaruh yang lebih dibandingkan faktor lainnya. Meskipun ada pengecualian, orang tua yang tinggi biasanya akan memiliki akan dengan postur tubuh tinggi dan sebaliknya.

Orang tidak bisa mengontrol sebagian besar faktor yang mempengaruhi tinggi badannya, dikarenakan DNA memainkan peran penting dalam hal ini.

Tapi ada beberapa faktor bisa meningkatkan atau mengurangi pertumbuhan selama masa anak-anak dan pubertas, sehingga bisa diambil langkah-langkah untuk memaksimalkan tinggi badan saat dewasa.

Untuk memaksimalkan perkembangan fisik, anak-anak dan remaja membutuhkan istirahat yang cukup dan berolahraga secara teratur.

Nutrisi

Di sisi lain, nutrisi memainkan peran yang sangat penting dalam pertumbuhan. Anak yang tidak mendapat gizi baik cenderung tidak setinggi anak dengan gizi baik. Karenanya, salah satu cara menstimulus perkembangan fisik anak yang efektif adalah memberikan nutrisi baik dan cukup.

Anak-anak dan remaja direkomendasikan mengonsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang dengan banyak buah dan sayuran, untuk memastikan semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan terpenuhi.

Protein dan kalsium memainkan peran vital bagi pertumbuhan dan kesehatan tulang. Beberapa makanan kaya protein meliputi daging, unggas, makanan laut, telur, polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, dan sawi hijau.

Sementara itu, beberapa makanan yang kaya kalsium meliputi yogurt, susu, keju, brokoli, kedelai, jeruk, sarden, salmon, dan lainnya.

Selain memberikan nutrisi yang cukup, Anda dapat memberikan asupan nutrisi tambahan yang memberi efek signifikan, seperti PediaSure.

PediaSure terdiri dari 14 Vitamin dan 9 Mineral , Kalsium, triple protein (Whey, Casein, Soya), Arginine dan Vitamin K2 yang mendukung optimalkan pertumbuhan nyata anak.

Bukan hanya itu, terdapat kandungan Omega 3, Omega 6, AA dan DHA, untuk bantu perkembangan kognitif anak.

PediaSure memiliki macam-macam varian rasa sehingga bisa disesuaikan dengan selera si buah hati. Dengan berbagai rasa yang dimiliki, PediaSure bisa diberikan sejak anak berusia 1 tahun hingga 10 tahun untuk mendukung perkembangan fisik anak.

 

 

SUMBER:

Pentingnya Pemantauan Tumbuh Kembang 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak - IDAI . Retrieved 24 August 2022, from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-pemantauan-tumbuh-kembang-1000-hari-pertama-kehidupan-anak 

BAB III PERTUMBUHAN FISIK REMAJA - UNRI . Retrieved 24 August 2022, from https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/9104/BAB%20III.pdf?sequence=5&isAllowed=y 

Physical changes in puberty - Raising Children Network . Retrieved 24 August 2022, from https://raisingchildren.net.au/pre-teens/development/puberty-sexual-development/physical-changes-in-puberty 

Types of growth data - human development - Britannica . Retrieved 24 August 2022, from https://www.britannica.com/science/human-development/Types-of-growth-data 

Puberty: Stages for Boys & Girls - Cleveland Clinic. Retrieved 24 August 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22192-puberty

Early or delayed puberty - NHS . Retrieved 24 August 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/early-or-delayed-puberty/ 

Stages of Puberty: A Guide for Males and Females - Healthline . Retrieved 24 August 2022, from https://www.healthline.com/health/parenting/stages-of-puberty#tanner-stages 

Starting your periods - NHS . Retrieved 24 August 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/periods/starting-periods/ 

Tumbuh Kembang Remaja yang Perlu Diketahui Orangtua - IDAI . Retrieved 24 August 2022, from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tumbuh-kembang-remaja-yang-perlu-diketahui-orangtua