Mengenal Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Mengenal Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

8 bulan yang lalu
Dibaca 7,15 ribu
5 Menit membaca

Setiap orangtua pasti mendambakan proses tumbuh kembang buah hatinya berjalan optimal. Tak terkecuali perkembangan sosial emosional anak sejak dini. Proses perkembangan sosial emosional anak yang prima ini bisa jadi bekal untuk menapaki kehidupan buah hati kelak.

Perlu Ibu ketahui, beberapa penelitian membuktikan, anak dengan bekal sosial emosional yang mumpuni lebih sukses dalam bidang akademik. Selain itu, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas di masa depan.

Mengingat pentingnya salah satu tonggak tumbuh kembang buah hati ini, ada baiknya Ibu mengenali apa itu perkembangan sosial emosional anak usia dini sampai cara mengembangkannya lewat artikel berikut ini.

Mengapa Perkembangan Sosial Emosional Penting untuk Anak Usia Dini?

Perkembangan sosial emosional anak adalah tahapan tumbuh kembang di mana anak mulai memahami siapa dirinya, apa yang dirasakan, serta apa yang diharapkan dan dilakukan saat berinteraksi dengan orang sekitarnya.

Proses perkembangan ini terjadi sejak awal kehidupan. Tapi, paling pesat terjadi di usia dini atau pada lima tahun pertama kehidupan si Kecil. Sejak lahir, anak belajar mengenali dirinya sendiri sampai ketika berhubungan dengan orang lain. Dalam perjalanan proses belajar ini, anak belajar membentuk dan mempertahankan hubungan yang baik, mengalami, mengelola, dan mengekspresikan emosi.

Seperti disinggung di atas, perkembangan sosial emosional anak pada usia dini sangat penting. Pasalnya, proses perkembangan ini mempengaruhi kepercayaan diri, empati, kemampuan anak untuk mengembangkan pertemanan atau persahabatan, serta nilai bagi orang sekitarnya.

Hal yang perlu Ibu ketahui juga adalah proses tumbuh kembang ini juga mempengaruhi bidang perkembangan lain seperti motorik, komunikasi dan bahasa, serta kognitif.

Indikator Perkembangan Sosial Emosional Anak dan Contohnya

Tahap perkembangan sosial emosional anak memiliki patokan tonggaknya sesuai usia si Kecil. Sebagai gambaran, berikut indikator perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun dan contohnya yang perlu Ibu ketahui:

Bisa Berinteraksi dengan Sebaya dan Orang Dewasa

Contoh perkembangan sosial emosional anak usia dini ini, antara lain:

        Mau bermain dengan sebayanya

        Bisa memuji orang lain

        Mengajak teman bermain atau belajar bersama

●  Aktif berbincang-bincang dengan orang dewasa ketika melakukan sesuatu (jalan bersama, membuat kue, memasak, atau bermain)

        Berkomunikasi dengan temannya saat sakit, sedih, dll

Dapat Menunjukkan Rasa Percaya Diri

Contoh perkembangan sosial emosional anak usia dini ini, antara lain:

        Berani bertanya dan menjawab

        Mau menyampaikan pendapat

        Bisa mengambil keputusan sederhana

        Bisa bermain pura-pura tentang suatu profesi atau pekerjaan

Bisa Menunjukkan Sikap Kemandirian

Contoh perkembangan sosial emosional anak usia dini ini, antara lain:

        Memasang kancing atau ritsleting sendiri

        Memasang dan membuka tali sepatu sendiri

        Makan dan minum sendiri

        Berani berangkat dan pulang sekolah sendiri, jika jarak sekolah dekat

        Bisa mandi, pipis, atau buang air besar sendiri

        Dapat mengerjakan tugas sederhana sendiri

        Bermain sesuai jenis permainan yang diminati

Contoh perkembangan sosial emosional anak usia dini ini, antara lain:

        Mau ditinggal ibu atau ayahnya beraktivitas saat di sekolah atau di rumah

        Tidak menangis saat dikritik atau diberi saran

        Mau minta dan memberi maaf

        Membantu memecahkan perselisihan

        Bisa mengekspresikan rasa marah, sedih, gembira, kaget, dll.

Disiplin, Menaati Aturan, dan Bertanggung Jawab

Contoh perkembangan sosial emosional anak usia dini ini, antara lain:

        Membuang sampah pada tempatnya

        Merapikan mainan setelah digunakan

        Mentaati peraturan yang sudah disampaikan

        Mengerjakan tugas yang diberikan

        Bisa menjaga barang milik sendiri dan menghormati barang milik orang lain

        Dapat melaksanakan kegiatan sendiri sampai selesai tanpa menangis

        Bisa mulai bekerja sama menyelesaikan tugas dengan teman.

Ibu perlu waspada jika anak usia dini mengalami keterlambatan tumbuh kembang sesuai indikator di atas. Beberapa tanda-tandanya antara lain anak jarang senyum atau menunjukkan ekspresi lainnya, kurang bersuara, tidak segera menyahut saat dipanggil, atau tidak bisa bicara dan berinteraksi dengan orang lain.

Jika Ibu mendapati tanda bahaya keterlambatan perkembangan sosial emosional pada anak sedari dini, segera periksakan ke dokter agar bisa segera diintervensi.

Cara Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Perlu Ibu ketahui, orangtua dan orang terdekat yang sehari-hari mendampingi si Kecil memainkan peran penting agar tonggak perkembangan sosial emosional anak ini bisa tercapai. Proses merangsang salah satu fase tumbuh kembang anak ini bisa dilakukan sejak si Kecil bayi baru lahir.

Salah satunya bisa dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding) antara ibu dan anak ketika proses menyusui. Ayah juga turut membentuk fondasi ini. Caranya dengan kontak mata sampai sampai sering-sering mengajak bicara bayi.

Ketika si Kecil tumbuh besar dan kemampuan berpikirnya meningkat, orang tua bisa membantu mengembangkan kemampuan sosial emosional anak usia dini. Berikut ini beberapa cara yang bisa diupayakan para orang tua untuk membantu anak mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya:

1. Berikan Contoh yang Baik

Anak adalah peniru ulung. Anak belajar segala sesuatunya dari melihat keseharian orang terdekatnya. Jadi, penting bagi Ibu dan pasangannya untuk memberikan model atau contoh yang baik. Misalnya dengan kebiasaan berbagi, tak sungkan minta maaf, sering mengucapkan terima kasih, atau kebiasaan ramah saat berinteraksi dengan orang lain di luar rumah.

2. Bangun Iklim Positif di Rumah

Membangun iklim positif di rumah juga penting untuk membuat anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan mendukung kemampuan emosional si Kecil. Ibu jangan pelit untuk menunjukkan kasih sayang dan berikan pujian saat anak berperilaku baik. Dengan kebiasaan seperti ini, anak secara alami tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, gembira, dan murah hati.