Memahami Status Gizi pada Anak dan Cara Menghitungnya

Memahami Status Gizi pada Anak dan Cara Menghitungnya

1 tahun yang lalu
Dibaca 36,52 ribu
5 Menit membaca

Status gizi adalah salah satu hal penting untuk diketahui untuk memantau tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui status gizi pada anak, Ibu dapat mendeteksi apakah Si Kecil mengalami stunting, wasting, kekurangan atau kelebihan berat badan. Nah, apa saja yang perlu Ibu ketahui tentang gizi pada anak? Yuk, pahami penjelasannya di bawah ini!

Apa yang Dimaksud Status Gizi Anak?

Status gizi anak adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan Si Kecil. Status gizi dinilai dengan membandingkan hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan dengan standar antropometri anak.

Adapun status gizi pada anak menurut WHO, merupakan sebuah indikator untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami stunting, wasting, kelebihan berat badan, atau kekurangan berat badan.

Stunting merupakan kondisi anak dengan tinggi badan kurang sehingga mencerminkan efek kumulatif dari kekurangan gizi dan infeksi berkepanjangan, bisa sejak lahir atau bahkan sebelum lahir. Sementara itu, wasting adalah kondisi anak yang memiliki berat badan rendah atau kurang menurut usianya. Wasting menunjukkan terjadinya penurunan berat badan akut, stunting, atau bahkan keduanya.

Di sisi lain, anak kelebihan berat badan berdasarkan status gizinya, juga mengindikasikan kondisi yang tidak baik.

Kelebihan berat badan atau obesitas pada masa kanak-kanak akan berdampak pada kesehatan ketika tumbuh dewasa kelak. Anak yang obesitas lebih berisiko terserang beberapa penyakit seperti diabetes atau masalah kardiovaskular.

Oleh karena itu, mengetahui status gizi anak sangatlah penting untuk memastikan Si Kecil tercukupi nutrisinya dan tumbuh sesuai usia.

Status Gizi Anak Berbeda dengan Orang Dewasa

Perlu Ibu diketahui, indikator pengukuran status gizi anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh proses pertumbuhan pada masa anak-anak berbeda dengan orang dewasa.

Status gizi paling sering dinilai dengan menggunakan metode antropometri. Pada anak-anak, pengukuran antropometri dilakukan berdasarkan pertumbuhan mereka. Sementara itu, pengukuran antropometri gizi orang dewasa didasarkan pada perubahan berat badan.

Status gizi anak dapat menjadi indikator pertumbuhan dan kesehatannya. Adapun pada orang dewasa, status gizi memiliki implikasi penting bagi status kesehatan dirinya maupun anak-anak yang mungkin dilahirkan oleh perempuan dewasa.

Indikator Penilaian Status Gizi Anak

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak dijelaskan bahwa indikator penilaian status gizi anak menggunakan:

  • Indeks berat badan menurut umur (BB/umur) anak usia 0-60 bulan
  • Indeks panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0-60 bulan
  • Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) anak usia 0-60 bulan
  • Indeks massa tubuh anak menurut umur (IMT/U) usia 0-60 bulan
  • Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) anak usia lebih dari 5 tahun-18 tahun

Indeks berat badan menurut umur anak 0-60 bulan digunakan untuk menentukan kategori berat badan sangat kurang (severely underweight), berat badan kurang (underweight), berat badan normal, dan risiko berat badan lebih.

Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur 0-60 bulan digunakan untuk menentukan kategori anak sangat pendek (severely stunted), pendek (stunted), normal, dan tinggi.

Indeks berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan anak usia 0-60 bulan digunakan untuk menentukan anak kategori gizi buruk (severely wasted), gizi kurang (wasted), gizi baik (normal), berisiko gizi lebih (possible risk of overweight), dan obesitas.

Indeks massa tubuh menurut umur usia 0-60 bulan digunakan untuk menentukan anak kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih, atau obesitas.

Cara Menghitung Status Gizi Anak 1-5 Tahun

Untuk mengetahui status gizi anak 1 hingga 5 tahun, kita bisa menggunakan indikator yang telah dirancang oleh Kementerian Kesehatan maupun WHO, yaitu membandingkan berat badan dan panjang atau tinggi badan Si Kecil dengan standar antropometri anak. Adapun rumus menghitung status gizi anak, yaitu:

  • Berat badan dibagi usia (BB/U)
  • Panjang badan atau tinggi badan dibagi usia (PB/U atau TB/U)
  • Berat badan dibagi tinggi badan atau panjang badan (BB/TB atau BB/PB)
  • Massa tubuh dibagi usia (IMT/U)

Setelah menggunakan cara menghitung status gizi anak BB/TB, Ibu dapat melihat status gizi Si Kecil berdasarkan indikator yang ditetapkan WHO berikut ini:

  • Stunting: <-2 SD dari standar median pertumbuhan anak WHO
  • Wasting: <-2 SD dari standar median pertumbuhan anak WHO
  • Overweight: >+2 SD dari standar median pertumbuhan anak WHO
  • Underweight: <-2 standard deviations (SD) dari standar median pertumbuhan anak WHO

Ibu juga dapat menilik tabel status gizi pada anak menurut WHO berikut ini:

Indikator

Prevalensi cut-off nilai signifikansi kesehatan masyarakat

Stunting

<2.5%: sangat rendah

2.5 to <10%: rendah

10 to <20%: medium

20 to <30%: tinggi

≥30%: sangat tinggi

Wasting

<2.5%: sangat rendah

2.5 to <5%: rendah

5 to <10%: medium

10 to <15%: tinggi

≥15%: sangat tinggu

Overweight

<2.5%: sangat rendah

2.5 to <5%: rendah

5 to <10%: medium

10 to <15%: tinggi

≥15%: sangat tinggi

Tips Memenuhi Kebutuhan Gizi pada Anak

Tahukah Ibu, pemberian makan dalam dua tahun pertama kehidupan sangat penting bagi kesehatan, perkembangan, kelangsungan hidup, serta menentukan status gizi anak. Setelah berusia 6 bulan, kebutuhan gizi anak jauh lebih besar dari yang dia dapatkan dari ASI saja.